Spoiler for bang one:
Bang One. Siapa yang tak kenal nama satu ini? Namanya lebih dikenal dari siapapun di tvOne. Dari reporter yang pernah meliput pemilihan presiden Amerika Serikat, atau bahkan reporter yang baru pulang dari medan pertempuran Gaza pun, tampaknya belum menandingi popularitas tokoh kartun bersuara khas itu.
Spoiler for bang one:
Bang One sesungguhnya adalah wakil dari sikap redaksi atas fenomena mutakhir, semacam Editorial tvOne. Sosok Bang One ‘digodok’ secara teknis oleh tim yang berpengalaman di dunia karikatur. Diciptakan dari goresan tangan-tangan kreatif yang dipimpin Boyke Nathanael Sandroto, Rahmat Riyadi, dan Syarif Hidayat.
Ya, tvOne menjadi pelopor kelahiran karikatur editorial di layar kaca. Bang One memang tidak serta merta lahir. Ada beberapa evolusi yang harus dilaluinya. Tanggal 4 Maret 2008, Bang One pertama kali muncul di layar menampilkan beban rakyat atas kenaikan harga bahan pokok, bahan bakar, transportasi, dan lain-lain. Bang One hadir sebagai rakyat yang terbungkuk menahan beban di punggung yang semakin besar dan akhirnya mengimpitnya.
Spoiler for bang one:
Setelah itu, Bang One setiap hari menyapa pemirsa tvOne. Dia dengan baju seragamnya, kadang berganti sarung atau malah berjas lengkap, tampil mewakili opini dan suara rakyat. Menyorot segala macam persoalan. Dari masalah suap, korupsi, pungli, sampai ke urusan politik tingkat tinggi. Bahkan kekonyolan-kekonyolan ucapan, kebijakan atau keputusan para pemimpin negeri ini dia sikapi. Kritis, sinis, mencemooh, memuji, mengelu-elukan, atau menertawakan.
Kadang, Bang One bisa kelihatan riang. Dia juga bisa sedih, kadang lucu, kadang jahil, dan sering pula menangis ketika benar-benar putus asa melihat keadaan masyarakat yang tak mungkin lagi diperbaiki. Bang One adalah sosok yang kritis. Menyentil setiap fenomena dari sudut pandang yang berbeda. Ketajamannya menghibur. Kelucuannya menggelitik nurani. Memberi inspirasi meski kadang sok tahu.
[b]salah satu videonya ttg pesawat gan :
Spoiler for video:
ni aslinya orangnya gan, namanya Karni Ilyas :
Spoiler for aslinya:
Karni Ilyas memulai karirnya sebagai wartawan harian Suara Karya pada tahun 1972. Ia kemudian pindah ke Majalah Tempo tahun 1978 sampai menduduki jabatan sebagai Redaktur Pelaksana. Kepiawaiannya dalam bidang hukum membuat Karni ditugaskan untuk memimpin Majalah Forum tahun 1991-1999. Tahun berikutnya Karni memegang posisi sebagai Komisaris Majalah tersebut.
Ia memimpin Liputan 6 SCTV sejak tahun 1999-2005. Di televisi ia menemukan dunia baru yang ternyata luar biasa baginya. Ia terpacu ketika berhadapan dengan waktu tenggat berita yang bisa muncul setiap saat. Dunia baru inilah yang membuatnya memiliki jargon bahwa kekuatan televisi adalah kecepatan, kecepatan, dan kecepatan. Dalam tempo hanya enam tahun, ia berhasil mengantarkan Liputan 6 SCTV menjadi program berita terkemuka di Tanah Air.
Karni hijrah ke Anteve tahun 2005. Berkat tangan dinginnya, banyak tayangan ekslusif lahir dari liputan dan ketajaman naluri kewartawanannya. Tak jarang dalam liputan-liputan tersebut ia sekaligus menjadi reporternya. Tahun 2007, ia dipercaya membenahi TV One yang baru saja diambil alih Keluarga Bakrie. Pada stasiun televisi ini, Karni menjabat sebagai Direktur Pemberitaan atau Pemimpin redaksi news dan sports.
keren khan gan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar